Empat dekade lalu sebuah perusahaan jamu dan kosmetik bernama Mustika Ratu memulai perjalanannya. Pendirinya adalah DR. BRA. Mooryati Soedibyo, yang memiliki keahlian meracik jamu dan kosmetik tradisional.
Tak hanya pandai membuat, cucu raja Kasunanan Surakarta Paku Buwono X ini sering membagikan jamu serta kosmetik tradisional racikannya kepada teman-temannya. Ternyata, jamu dan kosmetik itu digemari dan banyak dipesan oleh teman-temannya.
Dari sanalah kemudian dia mendapatkan ide untuk memulai bisnis jamu dan kosmetik. Berbekal pengetahuannya, dia memberanikan diri membangun usahanya sendiri.
Tahun 1975, menjadi cikal bakal terbentuknya PT Mustika Ratu Tbk. Saat itu, Mooryati memulai perusahaan dari garasi rumahnya. Barulah pada 1978, perusahaannya itu mulai menjalankan bisnis secara komersial dengan memproduksi jamu, yang didistribusikan ke Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung dan Medan.
Siapa sangka, usaha yang dimulai dari garasi rumah itu bisa bertahan selama puluhan tahun dan berkembang menjadi salah satu perusahaan produsen kosmetik dan jamu ternama di Indonesia.
Wajah baru
Pada 2019, Mustika Ratu kembali berbenah untuk menghadapi tantangan pasar kosmetik, baik lokal dan dunia.
Pasalnya, Presiden Komisaris PT Mustika Ratu Tbk Putri K. Wardani menjelaskan, saat ini terjadi perubahan tren dan pola konsumsi masyarakat, yaitu dari konsumsi barang menjadi konsumsi kualitas dan pengalaman hidup. Misalnya, pendidikan, kesehatan, hiburan, dan wisata.
Untuk menjawab tantangan itu, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST-LB) Tahun 2019 Mustika Ratu melakukan penetapan susunan direksi dan komisaris baru. Mereka merupakan para profesional dengan pengalaman selama puluhan tahun, baik di dalam maupun luar negeri.
Di jajaran komisaris baru ada Presiden Komisaris Putri Kus Wisnu Wardani, Komisaris Haryo Tedjo Baskoro, Komisaris Djoko Ramiadji, dan Komisaris Independen FG. Winarno dan Darodjatun Sanusi.
Tahun ini dewan komisaris Mustika Ratu pun membentuk Supervisory Board Executive, yang sehari hari dijalankan oleh Kusuma Ida Anjani. Tujuannya, mengawasi aktivitas manajemen perusahaan dengan lebih efektif, melakukan perbaikan, dan memberikan nasehat kepada manajemen secara cermat.
Sementara itu, di jajaran direksi ada Bingar Egidius Situmorang sebagai Presiden Direktur, serta Jodi Andrea Suryokusumo dan Isabella Silalahi sebagai direktur.
Ekspor ke mancanegara
Selain jajaran komisaris dan direksi baru, Mustika Ratu terus memperluas jangkuan ekspor produk mereka. Sebab, menurut Putri, ekspor produk kosmetik dan jamu memiliki peluang sangat besar.
Buktinya, Dia menjelaskan, nilai ekspor kuartal satu 2019 Mustika Ratu berhasil berkontribusi sebesar 15 persen dari total penjualan.
Baru-baru ini Mustika Ratu berhasil mengekspor beberapa produknya ke Kanada dan Amerika. Produk yang diekspor adalah minuman herbal, yakni Kokal (palm fruit), Red Ginger dan Red Ginger Turmeric.
Putri berharap, setelah berhasil memasuki pasar Kanada, produknya dapat dengan mudah masuk ke pasar Amerika Serikat.
Meskipun saat ini terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, Putri mengaku tidak terlalu khawatir. Menurut dia, mereka justru bisa mencari celah untuk memasarkan produk Indonesia.
“Kami harus tahu selama ini Amerika ambil apa dari China, dan China ambil apa dari Amerika. Itu yang harus ditabulasi dan kami masuk ke celah itu. Sebagai perusahaan, kami sudah mulai masuk ke sana dengan produk-produk jamu kami,” ucap Putri.
Tahun ini pun, Mustika Ratu berhasil mengekspor produk kosmetik mereka ke Irak. Tak tanggung-tanggung, semua produknya berhasil masuk ke pasar kosmetik Irak.
Menurut Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk Bingar Egidius Situmorang, produk kosmetik Mustika Ratu sangat diminati konsumen Irak karena label halalnya. Sebab, mereka sangat mementingkan jaminan halal pada produk yang dipakai.
“Itu yang mereka cari. Kalau kosmetik halal, kan, mereka tidak mungkin bawa dari negara-negara Eropa,” terangnya.
Ke depannya, Mustika Ratu akan terus memperluas jangkauan ekspor mereka ke beberapa negara. Salah satunya ke New Zealand.
Untuk menjajaki peluang ekspor ke negara di selatan Australia itu, Mustika Ratu akan mengikuti pameran di Auckland pada Juli 2019 mendatang.
“Sudah ada calon partnernya. Jadi, Pak Tantowi Yahya (Duta Besar Indonesia untuk New Zealand) mengundang kami untuk berpartisipasi. Kami mendapat tempat paling bagus di pameran, di dekat pintu masuk,” ucap Egi.
Bidik pasar milenial
Strategi lain yang akan terus dijalankan oleh Mustika Ratu adalah mengembangkan produk untuk konsumen milenial. Sebab, menurut Putri, konsumen milenial memiliki potensi besar.
“Karena populasinya sampai 65 persen (dari total penduduk Indonesia). Mereka usia produktif, yang sedang kuliah dan kerja. Itu power of purchasing-nya ada pada mereka. Jadi, memang itu yang akan kami garap,” terang Putri.
Lebih lanjut, Putri menjelaskan, dari segi gaya hidup, milenial biasanya tidak pelit dalam hal berbelanja. Selain itu, milenial juga butuh mengaktualisasi diri mereka.
Untuk itu, penting bagi Mustika Ratu untuk mengikuti perkembangan tren gaya hidup dan kebutuhan milenial ke depannya.
“Milenial, kan, senang travelling. Senang aktualisasi diri, seperti selfie dan semacamnya. Ini yang sebenarnya harus pintar-pintar kami tangkap,” ungkap Egi kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2019).
Sebenarnya, Mustika Ratu sudah serius menggarap pasar milenial sejak 5 tahun lalu dengan mengeluarkan kosmetik seri Beauty Queen. Seri ini merupakan satu-satunya produk makeup dengan kandungan daun kelor, yang dapat merawat kulit penggunanya.
“Mustika Ratu tadinya dianggap menyediakan barang-barang untuk wanita usia matang, 35 tahun ke atas, sekarang tidak lagi. Kebutuhan produknya itu kami arahkan ke milenial. Katakanlah usianya mulai dari 19 -39 tahun,” terang Putri.
Putri menjelaskan, selama 5 tahun tersebut mereka sudah melakukan banyak perubahan, dari segi kemasan hingga jenis produknya. Misalnya, meluncurkan masker berbahan dasar charcoal dan olive dan micellar water insta clean.
Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun serta inovasi yang terus dilakukan, diharapkan Mustika Ratu dapat bersaing dan terus diminati oleh konsumen di dalam dan luar negeri.