cegah kanker

Cegah Kanker dengan Mengkonsumsi Herbal Imunitas

Hasil Riskesdas pada tahun 2018 menyebutkan bahwa kanker sebagai salah satu dari penyakit tidak menular yang menjadi masalah utama di Indonesia. Kunci untuk menghadapi kanker adalah imunitas yang membuat tubuh kita mampu melawan sel kanker, salah satunya dengan herbal imunitas.

Demikian antara lain bahasan yang mengemuka pada webinar PDHMI yang bekerja-sama dengan PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) pada Webinar Seri 7 bertema “Cegah Kanker Dengan Optimalkan Imunitas”, pada Kamis, 28 Oktober 2021, Pukul: 13.00-16.00 WIB.

Hadir pada webinar tersebut Ketua Panitia Webinar, dr. Gladys D.T. Tubarad, M.Pd.Ked., Ketua UMUM PDHMI, Dr. dr. Slamet Sudi Santoso, Mpd.Ked. dan pengurus PDHMI lainnya. Sedangkan tokoh kesehatan yang ikut menjadi panelis, antara lain: Dr. dr. Robert Sirait, Sp.An (Dekan FK UKI Jakarta) dan Erna Setiyawati, S.E., S.Ag.Kes., M.M (Ketua GP Jamu DPD Jawa Barat).

Baca Juga : Manfaat Tanaman Obat Ini Bagi Tubuh

Tiga Narasumber yang tampil yaitu Dr. dr. Muh. Darwin Prenggono, Sp.PD-KHOM, FINASIM., dr. Danang Ardiyanto, dan apt. Kusuma Westri, S.Si. Bertindak sebagai moderator: dr. Sri Rejeki Endang, M.Si.

Dr. dr. Muh. Darwin Prenggono, Sp.PD-KHOM, FINASIM. Menjelaskan apa itu kanker? Kanker terbagi menjadi dua yaitu : Sel kanker (Sel yang sifat pertumbuhannya berubah menjadi tak terkendali), dan Onkogen (Gen sel tumor).

Muasal: Proto-onkogen: gen yang akan mengalami penambahan (amplifikasi) atau relokasi material genetik (amplifikasi). Gen supresor tumor atau gen anti tumor: gen yang akan mengalami kehilangan fungsi material genetiknya. Fungsi: Produk proteinnya mengendalikan pertumbuhan (proliferasi dan differensiasi) dan replikasi sel tumor.

Baca Juga : Mau Tahu Cara Sehat Tiap Hari ?

Asal usul sel kanker dan pertumbuhannya: Kanker muncul sebagai konsekuensi dari kombinasi perubahan genetik dan epigenetik yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan/atau gaya hidup. Mereka memicu aktivasi yang tidak tepat atau inaktivasi gen tertentu yang mengarah ke transformasi neoplastic.

Kelainan sitogenetik yang menyebabkan ekspresi tyrosin kinase pada kanker. Sifat sel kanker: pinter, ulet, jahat, egois. Pengobatan kanker dibagi menjadi tiga: Kuratif: Pada stadium awal diobati dgn modalitas (bedah, sinar, obat mis kemoterapi) “Sembuh”.

Paliatif: Pada stadium lanjut diobati dgn modalitas (bedah, sinar, obat). Mengurangi berat penyakit (meningkatkan kualitas hidup). Suportif: Pada stadium terminal diobati hanya untuk mengurai derajat gejala penyakit.

Terapi genom pada kanker: Terapi Tertarget: Penghambat angiogenesis: bevacizumab, cetuximab, nimotuzumab. Penghambat jalur sinyal: lapatinib, lenvatinib, everolimus. Imunoterapi dengan pemeriksaan kekebalan: anti-CTLA4, anti-PD-L1, anti-PD1. Anti-Hipoksia: Promotor remodeling vaskular tumor: eribulin.

Dr. dr. Muh. Darwin Prenggono juga menjelaskan kemajuan pengobatan kanker makin berkembang terutama pada terapi sistemik seperti kemoterapi, target terapi, sampai ke imunoterapi. Dengan kemajuan dalam pemahaman biologi sel kanker dan respon imun terhadap pertumbuhan kanker, konsep surveilans kekebalan kanker sebelumnya telah berkembang menjadi pengeditan kanker yang terdiri dari: eliminasi kanker, ekuilibrium, dan pelarian kanker.

Sel kanker menggunakan berbagai strategi untuk menghindari respon imun. Imunoterapi kanker telah mengubah lanskap pengobatan kanker selama beberapa dekade terakhir. Di antara mereka, inhibitor pos pemeriksaan kekebalan yang menargetkan PD-1, PD-L1 atau CTLA-4 semakin banyak digunakan untuk kanker tertentu.

Baca Juga : Masyarakat Mulai Gemari Suplemen Herbal

Danang Ardiyanto memaparkan tujuan terapi Kanker: Kuratif, Paliatif, Suportif, Preventif. Dalam penanganan secara keseluruhan, harus disadari bahwa tujuan pengobatan adalah memperbesar angka harapan hidup (life expentancy) dan memperbaiki kualitas hidup (quality of life).

Peluang Herbal dalam terapi kanker: Meningkatkan daya tahan tubuh, Mengurangi gejala akibat kanker, Menghambat metastasis, Mengurangi efek samping terapi utama. Realistis dan Objektif saat ini: Adjuvant dan Preventif. Data penelitian herbal untuk anti kanker masih terbatas (uji klinik). Konvensional sebagai golden standar juga belum kokoh. Bahan baku dan Biaya (di Indonesia belum ditanggung JKN).

Pencegahan kanker dengan herbal untuk imunitas. Immunomodulator adalah zat alami atau sintetis yang membantu mengatur atau menormalkan system kekebalan tubuh: Imunostimulan dan Imunosupresan.

Cegah Kanker Dengan Konsumsi Herbal Imunitas

Jenis Imunostimulan: 1. Imunostimulan Spesifik, memberikan spesifisitas antigenik dalam respon imun: Vaksin dan Antigen. 2. Imunostimulan Non-Spesifik merangsang terbentuknya respon imun non-spesifik: Adjuvan dan Obat alami. Cara kerja Herbal Imunostimulan: Pengenalan antigen dan fagositosis. Proliferasi limfosit. Sintesis antibody. Pelepasan mediator respon imun. Modifikasi respon target jaringan.

Herbal peningkat Imunitas: Meniran (Phyllanthus niruri), Phyllanthin, hypophyllanthin, catechin, asam galat, dan asam ellagic sebagai imunomodulator. Ekstrak air mampu meningkatkan pelepasan oksida nitrat, dan meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag. Memberikan aktivitas antiinflamasi dan antinosiseptif.

Echinacea (Echinacea purpurea), kandungan bahan aktif: polisakarida, flavonoid, asam kafeat, minyak atsiri, poliasetilen, alkilamida. Kemampuan untuk berperan sebagai anti inflamasi dan imunostimulan, dengan memicu kerja limfosit, meningkatkan fagositosis, dan menginduksi produksi interferon.

Jinten hitam (Nigella sativa), Thymoquinone adalah bahan bioaktif fitokimia utama dalam minyak dan ekstrak N. sativa. Beberapa manfaat medis dari N. sativa adalah efek anti-histamin, anti-inflamasi, anti-hipertensi, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Kunyit (Curcuma longa), Para ilmuwan telah melaporkannya memiliki aktivitas antioksidan, imunomodulasi, anti-inflamasi, antimikroba, dan antikanker. Kunyit menekan TNF-α dan menghambat NF-κB, dengan cara ini bertindak sebagai agen antiinflamasi yang kuat. Kandungan penting Curcuma longa adalah Curcumin, dihydrocurcumin, dan hexahydrocurcumin.

Temulawak (Curcuma xanthorriza), Banyak terbukti untuk analgetik, antiinflamasi dan imunomodulator. Memiliki peran juga untuk hepatoprotektor, meningkatkan nafsu makan. Kandungan utama temulawak : xanthorizol, minyak atsiri, Curcumin, dihydrocurcumin.

Cegah Kanker Dengan Konsumsi Herbal Imunitas

Jahe (Zingiber officinale), Memiliki tingkat antioksidan yang sangat tinggi membantu mengurangi stres oksidatif dan menghambat produksi superoksida. Ekstrak jahe kering memiliki aktivitas antiinflamasi dan analgesik yang kuat.

Jambu Biji (Psidium guajava), Quercetin dan polifenol sebagai imunostimulan; quercetin, asam galat, asam ferulat, dan asam caffeic sebagai antioksidan. Ekstrak air dan etanol memberikan aktivitas imunostimulasi in-vitro dalam uji proliferasi limfosit.

Sambiloto (Andrographis paniculata), meningkatkan produksi IFN-γ, dan memodulasi jumlah sel T regulator. Senyawa anti-inflamasi yang diisolasi menunjukkan aktivitas penghambatan transkripsional NF-kappaB, serta pengurangan sekresi TNF-alpha, IL-6, protein inflamasi makrofag-2 (MIP-2), dan oksida nitrat (NO) di LPS/IFN -gamma, merangsang makrofag RAW 264,7.

Bawang putih (Allium sativum), mengaktifkan makrofag dan mempromosikan immunoglobulin. Ini menghambat produksi oksida nitrat dan prostaglandin-E2, menekan bentuk sintase oksida nitrat yang diinduksi dan ekspresi COX-2, dan menurunkan produksi sitokin inflamasi seperti interleukin 6.

Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), Mengandung berbagai senyawa aktif seperti flavonoid, asam anakardik, beta-sitosterol, cardol, asam linoleat, asam salisilat serta tannin. Meningkatkan proliferasi limfosit dan memiliki efek antioksidan.

Danang Ardiyanto memberi kesimpulan bahwa dengan tingginya prevalensi kanker, pencegahan menjadi upaya terbaik dalam mengurangi beban akibat kanker. Herbal mempunyai peran untuk pencegahan kanker, khususnya dalam meningkatkan imunitas. Herbal mempunyai beragam cara dalam meningkatkan kekebalan tubuh sebagai imunomodulator.

Apt. Kusuma Westri, S.Si., pun menjelaskan kondisi terkini penyakit kanker yang berada di luar negeri maupun di Indonesia. Faktor resiko penyebab kanker adalah paparan zat kimia dan radiasi secara berlebihan. Virus. Paparan sinar matahari terus menerus. Obesitas, hormon, atau peradangan. Kebiasaan merokok, gaya hidup dan mengkonsumsi alkohol.

Cegah Kanker Dengan Konsumsi Herbal

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko kanker: mulut, kerongkongan, liver, laring, payudara, usus besar. Resiko meningkat dengan adanya paparan tembakau/perokok. Lingkungan dan paparan bahan kimia karsinogenik.

Industri penambangan, Pengelasan, Pertanian (pestisida), Manufaktur, Percetakan (cat). Karena paparan bahan-bahan karsinogen, seperti: Arsen, asbes, benzene, cadmium, nikel, radiasi, radium, berilium. Menyebabkan 4 – 19% kasus kanker paru-paru, empedu, leukemia.

Penanganan Kanker: Kuratif (radikal): Pembedahan, radioterapi, terapi medis. Paliatif: Meningkatkan kualitas hidup (pengendalian gejala) dan memperpanjang hidup. Herbal untuk penanganan kanker: Daun Teh Hijau atau Teh Hitam, Jahe, Meniran, Akar Manis, dan Sambiloto.

Diakhir presentasinya Apt. Kusuma Westri, S.Si. menyimpulkan bahwa Tanaman Obat dapat berperan dalam upaya preventif dan promotif pada manusia beresiko kanker. Tanaman Obat berpotensi berperan dalam upaya paliatif penderita kanker. Perlu digali lebih jauh potensi herbal dalam imunoterapi pada penderita kanker. (⁽ˢᵘᵐᵇᵉʳ⁾)

Share on linkedin
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on print

Subscribe to Our Newsletter