bukan hanya untuk kulit, bengkoang bermanfaat untuk kesehatan tubuh

Kosmetik Berbasis Skincare, Intensif Dibidik Mustika Ratu

Kosmetik Berbasis Skincare – Jakarta – PT Mustika Ratu Tbk fokus membidik pasar kosmetik berbasis skincare dari bahan herbal. Setelah Beauty Queen Series yang mengandung ekstrak biji kelor, di tahun 2022 Mustika Ratu meluncurkan Bengkoang Series yang terdiri atas beberapa varian.

“Mustika Ratu awalnya dikenal sebagai perusahaan jamu, lalu kosmetik. Tapi kami tak hanya memiliki produk dekoratif saja, namun juga skincare, healthcare, oral care. Ini sedikit miss information bahwa kosmetik bukan hanya tata rias namun juga skincare yang mempunyai pasar besar dan selama 40 tahun Mustika Ratu fokus menggunakan bahan dasar herbal sebagai kearifan lokal dikombinasikan dengan teknologi sehingga menghasilkan inovasi kosmetik berbasis skincare,” kata Director of Business Development and Innovation PT Mustika Ratu Tbk Kusuma Anjani kepada Investor Daily saat media visit ke BeritaSatu Media Holdings, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Global Halal Hub, MRAT Bakal Jadi Global Supplier

Tahun lalu, Mustika Ratu mengeluarkan Beauty Queen Series yang mengandung ekstrak biji kelor. “Tahun 2022 ini kami siap meluncurkan Bengkoang Series.”

Bengkoang bukan hal baru bagi Mustika Ratu. “Sejak dulu kami sudah menggunakan bengkoang, namun kami relaunch sebagai Bengkoang Plus Series untuk menggaet pasar gen milenial dan gen Z.

Bengkoang series diperkaya dengan kandungan rosehip, licorice, dan niacinamide yang berkhasiat mencerahkan kulit dan bertahan lama dengan pemakaian rutin,” jelas Ajeng.

Sedangkan produk sebelumnya, Beauty Queen Series mengandung ekstrak biji kelor. “Kelor adalah superfood dan berkhasiat sebagai antioksidan serta mencegah penuaan dini,” kata CEO PT Mustika Ratu Tbk Egidius Sitomorang.

Baca Juga: Market Tumbuh, MRAT Meroket

Produk kosmetik berbasis skincare dari bahan herbal, kata Ajeng, harus terus ditingkatkan. “Mustika Ratu sebagai pionir perusahaan kosmetik menggunakan herbal lokal sekaligus merawat kulit, melihat fakta 70% tanaman obat di dunia ada di Indonesia. Ini merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dan digunakan,” tegas Ajeng.

Sayangnya, tambah Egidius Situmorang, bukan hanya bahan baku untuk obat, 90% bahan baku untuk kosmetik  masih menggunakan bahan baku impor. “Kalau untuk bahan herbal, 100% kami memakai herbal lokal, namun untuk raw material dan kemasan, semisal pumping botol hand sanitizer atau pumping botol kosmetik, masih impor,” jelas Egidius, yang berharap industri kemasan dan ekstrak bahan baku bisa tumbuh di Indonesia.***

 

sumber

Share on linkedin
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on print

Subscribe to Our Newsletter